Selasa, 21 Oktober 2008

Iwan Fals dan Slank dalam Konser “Solidaritas Untuk Aceh” di Malang

Kamis, 17 Februari 2005 selang 3 hari setelah pesan cinta untuk Roy Suryo, Slank dan Iwan Fals melakukan tour konser yang disponsori oleh A-Mild. Konser ini berlokasi di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang
Konser ini sebenarnya merupakan promosi yang selama ini sering dilakukan oleh A-Mild dalam bentuk rangkaian tour musik ke berbagai kota. Hanya saja kali ini A-Mild mengusung tragedi tsunami Aceh dan Sumatera Utara dalam rangkaian tour musiknya, itu sebabnya rangkaian konser kali ini bertajuk Solidaritas Untuk Aceh dengan tema khusus di Kota Malang Bersatu Dalam Damai. Kota Malang sendiri merupakan kota kelima [saya agak lupa pastinya Malang berada pada urutan ke berapa?] yang dikunjungi.
Yang menarik dari rangkaian konser kali ini adalah A-Mild menyumbangkan seluruh hasil penjualan tiket untuk tragedi tsunami di Aceh dan Sumatera Selatan. Iwan Fals dan Kaka Slank dalam konser ini mengungkapkan, bahwa sampai dengan saat ini (saat tulisan ini saya buat) Kota Malang mencatat pemasukan terbesar untuk sumbangan ke Aceh sebesar 130.000.000 Rupiah. Itu artinya jika dirata-rata dengan harga tiket sebesar 20.000 Rupiah maka jumlah penonton konser kurang lebihnya adalah 6500 orang bahkan bisa jadi lebih banyak dari hitungan saya ini smile. Wow, sebuah nominal rupiah yang cukup besar untuk saudara-saudara kita di Aceh, walaupun jumlah tersebut masih tidak seberapa jika dibandingkan dengan kerusakan yang dialami oleh Aceh dan sekitarnya.
Saya pribadi sebenarnya bukanlah fans fanatik dari Slank, itu sebabnya (hampir) tidak semua lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Slank saya hapal diluar kepala. Kehadiran Saya dalam konser kali ini lebih didasari karena adanya keikutsertaan Iwan Fals. Ya, Saya adalah salah satu penggemar Iwan Fals. Saya mulai menyukai Bang Iwan sejak saya bersekolah di bangku SMP, jadi dapat dipastikan (hampir) semua lagu-lagu Bang Iwan saya hapal semua lirik lagunya.
Saya tidak akan berbicara banyak tentang isi konser, yang jelas konser ini diawali oleh grup musik Slank yang menghentak di awal dengan beberapa lagu dari album terbarunya yang berjudul Plur. Ada beberapa hal menarik yang mungkin perlu Saya sampaikan sehubungan dengan konser ini. Beberapa yang sempat saya catat dan berkelebat dalam otak Saya adalah:
Konser ini seluruh penjualan tiketnya disumbangkan untuk tragedi tsunami Aceh dan Sumatera Utara (seperti yang telah saya jelaskan diatas), bahkan terdiri dari rangkaian tour diberbagai kota, selama ini yang Saya tahu konser seperti ini hanya berlangsung di satu tempat dan selesai begitu saja
Iwan Fals dan Slank dapat dikatakan memiliki segmen penggemar yang jelas-jelas berbeda, namun kenyataannya di lapangan semua dapat berbaur dan menikmati konser ini. Terbukti tidak ada kerusuhan ataupun tawuran yang ditimbulkan oleh konser ini
Khusus untuk Iwan Fals, pada saat ia berada di panggung, semua logo-logo A-Mild entah itu yang berfungsi sebagai alas panggung, header panggung ataupun background panggung semuanya dilepaskan, sehingga panggung bersih sama sekali dari atribut sponsor. Sepertinya Iwan Fals memegang komitmen bahwa panggung adalah miliknya, sama seperti konsistensinya yang tidak pernah menjadi bintang iklan sekalipun
Kharisma Iwan Fals yang besar terlihat pada saat ia berada di panggung. Hal ini dibuktikan dengan bernyanyi namun hanya bermodalkan gitar biasa dan harmonika, selain itu semua lagu-lagu yang dinyanyikan adalah ciptaan terbarunya yang berkisah tentang tragedi Aceh, otomatis hampir sebagian besar (atau semua?) penonton tidak mengenal lagu tersebut, namun pada kenyataannya semua penonton dapat duduk (DUDUK DILAPANGAN BOLA!) dengan tenang dan manis mendengarkan Iwan Fals bernyanyi. Hal ini semakin menunjukkan bahwa ia memang pantas untuk menjadi legenda di blantika musik Indonesia. Rasanya belum ada tokoh musik di Indonesia yang berani bernyanyi di hadapan ribuan orang dengan bermodalkan lagu baru, gitar biasa, harmonika dan seorang diri!, sebab bisa jadi bukan didengarkan oleh penonton tetapi akan dilempar sandal ataupun botol
Penonton yang hampir sebagian besar berdomisili di Malang juga menunjukkan karakter khas mereka yang menunjukkan AREMA. Yel-yel yang biasanya diteriakkan dalam setiap pertandingan sepakbola terkadang terdengar saling bersahut-sahutan yang akhirnya semakin menambah semarak suasana konser, bahkan Bang Iwan dan Slank sampai jingkrak-jingkrak ketika penonton meneriakkan yel-yel AREMA. Yel-yel tersebut diteriakkan tanpa ada iringan musik dari SLANK sama sekali loh!, “Hoiiii, Singo Edan” kata Bang Iwan. “Ya inilah Malang Bang, selamat datang di Malang Bang..” Saya membatin
Konser ini mengingatkan saya pada waktu Jamrud juga melakukan rangkaian konser dan salah satunya berlokasi di Kota Malang. Pasca rangkaian konser saya sempat melihat Jamrud di wawancara oleh MTV Asia dan ditanyakan seperti ini “Dari rangkaian konser yang kalian lakukan, Kota manakah yang paling berkesan”, dan saya masih ingat betul Jamrud mengatakan Malanglah kota yang paling berkesan. Kenapa berkesan? “Karena pada waktu di Malang semua penonton bisa enjoy dengan lagu-lagu yang kita nyanyikan bahkan bisa loncat-loncat, seru dan tanpa kerusuhan dari awal sampai dengan akhir padahal ruangannya tidak terlalu besar
Mungkinkah rangkaian tour konser ini dijadikan kompetisi sejak awal dilakukan?, yang Saya maksud kompetisi adalah dilombakan untuk penentuan penonton terbaik dan jumlah terbesar penyumbang dalam rangkaian tour konser, kompetisi ini tidak perlu menghadiahkan apapun untuk pemenangnya, namun cukup diumumkan nama kota pemenangnya saja. Ide ini sepertinya ‘bisa’ mendidik para penonton di kota lain agar meminimalisir timbulnya kerusuhan dalam konser-konser musik dan yang lebih khusus lagi bisa mengangkat nominal rupiah secara signifikan untuk disumbangkan ke Aceh dan Sumatera Utara.
Jika memang akhirnya dijadikan ajang kompetisi, mungkin Malang akan menjadi salah satu saingan terberat bagi kota-kota lainnya. Untuk itu berbanggalah Malang smile, sebab konser ini bisa terlaksana dengan memecahkan rekor sumbangan terbesar (walaupun baru beberapa rangkaian kota), tanpa ada kerusuhan dan yang terpenting adalah…….. PEACE MAN.
Ah…. kapan ya konser seperti ini datang lagi ke Kota Malang?
01.00 WIB, 18 Februari 2005, koneksi internet lagi ngadat sad
Popularity: 12% [?]

Tidak ada komentar: