Selasa, 28 Oktober 2008

Slank Gelar Konser Peduli Lingkungan

Melihat kondisi masyarakat Aceh yang masih diliputi duka akibat serangkaian bencana alam membuat grup band Slank tergugah. Dalam rangkaian turnya ‘Festival Alam dan Budaya Aceh-2’, Slank pengin mengingatkan akan pentingnya pelestarian lingkungan hidup. Pasti semua tahu, bencana banjir yang melanda Aceh beberapa waktu lalu tentunya nggak lepas dari pengaruh rusaknya kondisi hutan disana.

Karena itu, menurut promotor musik Slank, Ophan Lamura, kedatangan Slank ke Tanah Rencong itu selain untuk mengkampanyekan pelestarian alam juga mendukung Pemerintah Aceh untuk menghentikan penebangan hutan sementara. Hasil dari konser ini rencananya akan disumbangkan ke Fauna Flora International- Aceh Programe (FFI-AP) untuk pelestarian alam.

Di konser ini para Slanker langsung menikmati aksi panggung Kaka cs dengan lagu pembuka ‘I Miss U but I hate U’. Kaka mampu menghinotis ribuan penonton iktu hanyut dalam lagu-lagunya. Aksi heboh Slank masih dilengkapi dengan penampilan penyanyi asal Aceh Rafli dan grup musik Kande. Konser ini emang sengaja dibikin untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup se-Dunia ini.

Pilihan mendatangkan grup Slank, menurut Ketua Panitia, Tisna Nando karena band ini memiliki concern pada masalah pelestarian lingkungan. “Coba dengarkan lagu-lagu yang mereka ciptakan, beberapa di antaranya bercerita tentang kerusakan hutan di Indonesia,” ujarnya.

Buat fans berat Slank, kedatangan grup band ini emang udah lama ditunggu-tunggu. Selama ini mereka cuma bisa menyaksikannya lewat layar kaca. Begitu tahu Slank hadir di Aceh, kesempatan yang langka ini nggak disia-siakan ribuan fansnya. Mereka datang dari luar Banda Aceh buat nyaksiin aksi Bimbim dan kawan-kawan. Yang pasti mereka mengaku puas banget. Apalagi lagu-lagu yang dibawainnya keren abis….

Slank Fest 23rd Indie

Berawal dari perjuangan sebagai band indie, hingga akhirnya tercatat sebagai salah satu band besar dan memiliki jutaan penggemar fanatik, yang tersebar di pelosok negeri.
Hal ini membuat Slank yang dipelopori sosok Bimbim dan Kaka ini, mengungkap rasa syukur atas 23 tahun eksistensi mereka di dunia musik, dengan menggelar sebuah pesta perayaan musik.
Acara musik yang digelar pada hari Rabu (27/12). acara di gelar mulai pukul 16.00 hingga tengah malam itu secara keseluruhan berjalan aman. Berbeda dengan hasil konser Ungu di Pekalongan ataupun Samsons di Pekanbaru, para Slanker lebih bisa diajak tertib.
Lempar-lemparan botol dan ribut-ribut kecil sudah mulai terjadi saat Kaka membuka panggung besar dengan 3 hits Slank. Namun seketika keributan bisa teratasi, Kaka, Ridho, Abdee, Ivanka dan Bimbim mampu membius massanya untuk menikmati konser dengan tenang.
Puluhan band indie diboyong Slank dalam 2 panggung besar. Sementara panggung utama dibuka dengan kehadiran Kaka (vokal) yang mengendarai Vespa menuju tengah panggung. Puluhan ribu penonton yang memadati Ancol mulai panas.
“Ayo kita rayakan ultah Slank bareng-bareng, asal jangan cari musuh,” teriak Kaka mengawali penampilan Slank.
Konser yang diberi tajuk ‘Slank Fest 23rd Indie’ itu tak hanya menghadirkan banyak band indie yang eksis hingga kini. Namun beberapa musisi tenar mayor label yang dulu pernah jalan di jalur indie pun mendapat kehormatan untuk berkolaborasi dengan mereka.
Sebut saja Sheila on 7dan Nidji. Bersama Sheila on 7, Slank berkesempatan berada di atas panggung dalam 3 lagu. ‘Sephia’, hits andalah So7 menggema diiring suara Kaka. Sementara band asal Yogykarta itu pula sempat membawakan 2 lagu Slank favorit mereka, ‘Maafkan’ dan ‘Terlalu Manis’.
Kolaborasi berikutnya Slank ditemani band pendatang baru yang tengah naik daun, Nidji. Rupanya tren rambut a la Giring ‘Nidji’ sudah ada sejak 23 tahun lalu. Kaka yang selalu memotong pendek atau menggimbalkan rambutnya ternyata punya tipe rambut yang sama dengan Giring. Alhasil duet rambut a la Giring pun jadi ciri tersendiri mewarnai 3 lagu kolaborasi mereka.
Band-band indie lain pun tak kalah seru. Sebut saja White Shoes & Couples Company, Shaggydog, Getah, Sore, Steven & Coconuttreez, Trio Macan dan banyak lagi. Para band yang mendapat kehormatan tampil dalam perayaan ulang tahun Slank ini pun membawakan tembang Slank dengan aransemennya sendiri.
Konser pun ditutup dengan penampilan hot Slank bareng Trio Macam. Rona bahagia jelas tergurat di wajah para personel Slank. Dua puluh tiga tahun bukan waktu yang sebentar untuk menjalani kebersamaan mereka sebagai sebuah band. Namun Slank bisa membuktikan eksistensi mereka di dunia musik hingga kini meski mengalami pasang surut.

Slank Tepati Janji

Janji Slank untuk mengoyang Jayapura benar-benar dibuktikan, super grup Indonesia ini membuat penonton yang memadati Papua Trade Center (PTC) berjingkrak selama kurang lebih satu setengah jam penampilan mereka Minggu (11/9) kemarin.

Ribuan penonton yang sudah memadati lapangan parkir PTC sejak pukul 14.30, langsung melonjak dan berteriak histeris ketika Grup yang diawaki Bimbim, Kaka, Abdee, Ivanka dan Ridho ini naik ke atas panggung.

Sedikitnya 20 lagu yang dibawakan oleh Slank seperti Virus, Harus Mau, Mawar Merah dan Terlalu Manis, bahakan yang membuat penonton lebih histeris lagi ketika Slank membawakan lagu berjudul Lembah Baliem. "Lagu ini kusus dipersembahkan buat Papua," ujar Kaka kepada penonton.

Grup yang sudah terhitung puluhan tahun malang melintang di dunia musik Indonesia ini benar-benar mampu membuat penonton terhibur, bahkan setiap lagu yang dinyanyikan selalu diikuti oleh Slanker nama bagi kumpulan pengemar grup ini. "Akhirnya terwujud juga keinginan Slank datang ke Papua ini, semoga ini merupakan awal yang baik, semoga Papua ini damai selalu," ujar Kaka ditengah penampilannya.

Satu kejadian menarik dilakukan Slank saat berada di atas panggung, setelah pembacaan teks proklamasi dari rekaman suara Presiden RI pertama, Kaka langsung menaikan bendera merah putih yang tergantung di pinggir panggung sejak awal pertunjukan.

Guyuran air pemadam kebakaranpun tidak menyurutkan semangat penonton, bahkan mereka semakin tambah berjingkrak, berkali-kali ribuan penonton ini meneriakkan nama personil Slank favorit mereka.

Konser ini akhirnya ditutup Slank dengan sebuah lagu berjudul Kamu Harus Pulang. "Kalian harus langsung pulang ke rumah, jangan ke Tanjung Elmo," terang Kaka mengakhiri

Konser Anti-Kemiskinan Slank di Ancol

Konser Anti Kemiskinan Slank di Ancol, 17 Oktober 2007
Kelompok musik Slank akan menggelar pertunjukan bertajuk Against Poverty Concert (Konser Anti-Kemiskinan) di Pantai Carnaval Ancol, Jakarta, pada 17 Oktober 2007.

"Konser dengan tema anti-kemiskinan ini merupakan yang kedua kali digelar Slank. Tahun lalu kita menggelar konser serupa di Lapangan Monas, Jakarta, juga dalam masa Lebaran," kata drummer Bimbim dalam jumpa pers di Jakarta.

Dalam konser tersebut, katanya, Slank akan berkolaborasi dengan sejumlah penyanyi terkenal, yakni Inul Daratista, Uut Permatasari, dan Denada. Bahkan, yang agak mengejutkan, mereka juga akan tampil bersama presenter dan bintang film Nirina Zubir.

"Kalau kolaborasi dengan Inul, Uut dan Denada bukan hal baru, tetapi dengan Nirina baru sekali," kata Bimbim.

Sementara itu, gitaris Abdee mengatakan bahwa artis-artis tersebut akan tampil membawakan lagu-lagu Slank. Ia mengungkapkan pula bahwa Nirina Zubir akan membawakan lagu Pandangan Pertama (A Rafiq), yang musiknya digarap ulang sesuai dengan ciri khas Slank.

"Terus terang aja lagu itu sudah kita rekam bersama Nirina. Tetapi membawakannya secara `live` (tampil di atas panggung) baru sekali ini," katanya.

Abdee lebih jauh mengatakan bahwa Slank sangat mendukung gerakan pengentasan kemiskinan, termasuk ikut kampanye anti korupsi dan menyerukan gerakan itu dalam tur konser "NgeJinggo Bareng Slank".

"Kita juga menjadi duta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)," kata bassist Ivanka menambahkan.

Konser Anti-Kemiskinan Slank di Ancol dimulai pukul 15.00 WIB. Pertunjukan yang juga akan dimeriahkan oleh penampilan bintang-bintang KDI (Kontes Dangdut TPI) ini merupakan bagian dari kegiatan acara Pekan Lebaran 2007, diselenggarakan Pengelola Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) mulai tanggal 13-28 Oktober.

Selama pekan berlangsung, juga digelar pertunjukan musik Dangdut Kemenangan di lokasi Pantai Indah, mulai tanggal 13-21 Oktober, menampilkan antara lain Tessa Mariska, Hesty Damara, Ade Irma, Trio Jablay, Trio Denok, 3 Ratu Kipas, Maria Eva, Anita dan Ayunita Pramesti,

Selain itu, kelompok akrobat dan peselancar es dari Rusia akan menggelar pertunjukan Moscow On Ice di Hall Rama Shinta Dunia Fantasi. Pertunjukan bertajuk "The Journey of Russian Ice Cirque" ini digelar setiap hari pukul 13.00 WIB dan 15.30 WIB.

Di Usia Ke-18 Slank Tetap Setia Menebar Virus!

Jakarta, Sinar Harapan
Para slankers boleh saja memekik senang. Hingga usia belasan tahun, bendera Slank masih tetap berkibar. Di bawah naungan sayap kupu-kupu, show Slank tahun ini membuktikan grup ini masih disayang penontonnya. Lagu dari album Virus pun digelindingkan. Bunda Ivet bilang, sekalipun pergantian formasi telah terjadi 14 kali, usia Slank tetap paling ”uzur” di antara berbagai grup band saat ini.
Formasi yang terakhir itu kini terus mengibarkan benderanya. Slank yang beberapa tahun ini ditangani oleh Bunda hingga kini tetap muncul sebagai grup terdepan dalam urutan fans. Ratusan fans jadi bukti mudahnya mengumpulkan slankers (sebutan untuk penggemar kelompok ini, Red.) di sebuah gang sempit bersejarah pada tanggal 26 Desember 2001 lalu.
Apa hikmah ultah buat Slank? Bunda Ivet bilang kalau kebebasan Slank dari narkoba tetap merupakan sesuatu yang penting pada HUT Slank. ”Sekarang jadi nggak susah lagi, karena kalau ketergantungan narkoba kan berat sekali mengurusnya,” ujar Bunda kepada SH. Pada album yang kesepuluh ini, menurutnya, Slank memang telah sembuh total.
Dengan formasi Bimbim, Ridho, Ivan, Abdee dan vokalis ”gaek” Kaka, Slank terus saja menggeber dunia musik Indonesia. ”Delapan belas tahun, mudah-mudahan Slank tetap bisa jadi grup yang lirik-liriknya digemari anak muda. Walau telah berganti personel hingga 14 kali, Slank tetap Slank,” tambah Bunda Ivet lagi.
Bagi slankers, Slank adalah segalanya. ”Mau gimana pun, yang penting Slank,” kata seorang slankers. Formasi boleh berganti tapi Slank tetap simbol bendera kupu-kupu dengan Bimbim sebagai pemimpinnya. Buktinya, pementasan sekaligus hari ultah Slank yang diadakan di gang Potlot tetap meriah.
Usia dewasa (jika disetarakan dengan usia manusia) Slank menjadi bukti kemampuan grup ini untuk saling menjaga. Seperti di tahun sebelumnya, para slankers yang memadati Gang Potlot, tempat bersejarah buat personel Slank, mengelukan veteran Slank dan beberapa pemusik lainnya seperti Melly atau Yoyok ”Padi”.

Piawai
Siang itu, di bawah terik matahari, Kaka membuka bajunya dan menggenggam mikrofon sambil menatap ke arah ratusan penggemarnya. Tak mudah menguasai panggung dengan penonton yang sangat antusias dan Kaka membuktikan kepiawaiannya. Hanya beberapa vokalis grup rock saja yang mampu me-manage panggung, termasuk Achmad Albar ”Gong 2000”, Roy ”Boomerang” dan Kaka. Dengan suara khasnya, vokalis berambut kriting dilinting ini mengimbau agar para penonton bisa duduk dengan tenang.

Slank .............

Para slankers pun manut dan tetap di tempatnya masing-masing saat lagu pertama disuguhkan.
Suasana perayaan ulang tahun di markas Slank Jl. Potlot Kalibata, Jaksel sebetulnya sederhana. Pemotongan tumpeng dan sajian musik dari slankers ditutup dengan musik dari Slank. Dengan hiasan dengan simbol hiasan bunga berbentuk kupu-kupu, panggung 3x4 meter jadi ajang kemeriahan hari ultah. ”Pokoknya ramai,” kata salah satu slankers yang pakaiannya dibuat semrawut ala Bimbim.
Tak ada keributan yang terjadi. Panggung yang hanya dibatasi pagar bambu dan berjarak satu meter saja dari penonton sesungguhnya mudah digapai. Namun, para slankers memilih menonton dengan tertib. ”Sampai selesai aman aja, Mas,”ujar salah satu kru yang mengurus sound kepada SH.
Konser yang biasanya dilengkapi dengan aparat keamanan yang berjejer, kali ini malahan diwakili oleh para slankers. Hal yang unik terjadi, slankers menahan kawan-kawannya yang berjejal.
Kesepuluh lagu dari album Slank pun kemudian digelindingkan ke telinga penggemarnya. Para penonton ikut bersuara pada lagu-lagu yang telah ”dihapal mati”. Baru pada lagu ketujuh, desakan penonton bisa menjebol pagar. Namun, syukurlah hingga lagu ”jawara” dari album Virus yang bertemakan perdamaian itu meluncur, penonton tetap bisa tenang.

Damai
Semalam (27/12), dalam rangka merayakan (sekali lagi) ulang tahunnya, Slank kembali menggelar konser. Kali ini, berlangsung di Fashion Café, Jakarta, dalam rangkaian program ”Rock to Café”.
Molor satu jam dari jadwal semula karena menunggu kehadiran penonton, tepat pukul 22.00 WIB Kaka dkk menemui para slankers yang setia menyaksikan band kesayangan mereka. Meski penonton yang hadir jauh dari kapasitas tempat—hanya sekitar 500 orang, Slank tetap berusaha tampil maksimal. ”Tidak penuh juga tidak apa-apa. Biar yang nonton cuma 10 orang, kita maju terus,” ujar Kaka sang vokalis sebelum naik ke atas panggung.
Banyak faktor yang bisa menjadi penyebab sepinya penonton. Selain harga tiket yang lumayan mahal untuk rata-rata slankers yang berasal dari daerah, Rp100 ribu per orang, soal tempat mungkin juga kurang sesuai bagi pertunjukan Slank. Harus diakui Slank memang lebih cocok manggung di tempat terbuka. Atau, boleh jadi para slankers telah puas menyaksikan kebolehan grup kesayangan mereka sehari sebelumnya di Jl Potlot.
Selama pertunjukan hampir dua jam, Slank menghibur para penggemarnya mulai dari lagu-lagu lama yang menjadi hitsnya hingga lagu-lagu terbaru mereka dari album ke-10, Virus. Sebagian besar lagu yang dibawakan Slank, seperti Tong Kosong, Lembah Baliem, Maafkanlah, Terlalu Manis, Orkes Sakit Hati, Balikin, dan Kamu Harus Pulang benar-benar sudah dihapal penonton. Mereka ikut bernyanyi dan berjoget penuh semangat.
Secara keseluruhan, tak ada yang istimewa dari konser Slank tadi malam. Satu-satunya kejutan malam itu adalah di tengah konser berlangsung, para panitia acara dipimpin oleh Renny Djajoesman selaku pihak promotor, melakukan happening taart buat Slank. Sejumlah panitia memandu sebuah kue taart raksasa jadi-jadian dari bahan styrofoam ke atas panggung diikuti penyerahan kue taart besar ukuran 50x50 cm. Setelah meniup 18 batang lilin bersama-sama diringi lagu Happy Birthday, keluarlah seorang laki-laki berambut plontos bercat biru sekujur tubuh dari dalam kue taart tiruan. Lelaki itu membawa satu rangkaian bunga yang diberikan kepada Bunda Ivet –ibu kandung Bimbim merangkap manajer Slank—sebagai tanda terimakasih mereka terhadap Bunda yang selalu setia mengikuti perjalanan karier mereka selama 18 tahun.
Buat Slank, usia 18 tahun menandakan kedewasaan. Ibarat seorang anak yang sedang tumbuh dari remaja menuju dewasa, demikian pula Slank yang berharap ingin semakin dewasa dalam bermusik sekaligus dapat mempertanggungjawabkan karya-karyanya. ”Mudah-mudahan 18-20 tahun yang akan datang kami masih bisa berada diatas panggung,” cetus Kaka seraya mengucapkan terimakasih atas dukungan para penggemarnya.
Ironisnya, selama usianya genap 18 tahun, grup musik rock yang menggunakan kupu-kupu sebagai simbol mereka masih saja sulit mendapat izin untuk manggung di tempat terbuka di tempat kelahirannya sendiri di Jakarta. Seperti yang terjadi saat mereka merayakan hari ulangtahunnya di markas Potlot dua hari yang lalu (26/12). Saat itu, ungkap Kaka, pertunjukan mereka sempat dicekal polisi karena tidak ada izin. Akibatnya, pertunjukan harus bubar sebelum acara habis. Padahal perkiraan bakal terjadi keributan tak pernah terjadi.
Sama seperti ketika manggung di markas Potlot, sejumlah Slankers fanatik yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Aceh, Semarang dan Bogor ketika hadir di Fashion Café memberikan sambutan meriah dan menikmati suguhan Slank, tanpa ada kekerasan sedikitpun. Seperti biasa, mayoritas para Slankers berdandan dengan ciri khas anak jalanan, dengan kaos kutung, ikat kepala dan sendal jepit. Bahkan saat konser berlangsung, seorang penonton mencopot sendal jepitnya dan dengan cueknya mengacung-acungkan kedua sendal jepitnya sambil asyik berjoget. Biar terkesan urakan dan slenge’an, toh konser bisa berjalan aman tanpa gangguan.
Dari atas panggung, Kaka selalu mengingatkan para Slankers untuk tetap bersikap damai. ”Kembalilah dengan damai, ya,” teriak Kaka usai menyanyikan lagu terakhir Kamu Harus Pulang yang dijawab dengan teriakan dan acungan jari telunjuk dan tengah membentuk huruf V.
Seperti lirik lagunya, mungkin aparat kepolisian memang belum bisa memahami Slank yang kini sedikit demi sedikit memperbaiki citranya. Gaya dandanan boleh saja urakan, tapi tetap cinta damai. ”Mereka nggak pernah mengerti…Mereka nggak mau mengerti…Mereka nggak akan mengerti…Itu pasti…”

Slank Gemakan Antikorupsi

Konser Slank Indonesia Antikorupsi di lobi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berlangsung lancar. Tak ada kemacetan di Jalan Rasuna Said ketika konser berjalan mulai pukul 13.40 WIB.
Ratusan karyawan baik dari KPK maupun karyawan perkantoran di sekitarnya meramaikan suasana konser Slank ini.
Slank hadir dengan formasi lengkap, yakni Kaka, Bimbim, Ridho, Ivanka, dan Abdee. Mereka tampil berbaju hitam dan jeans. Tampak hadir juga bunda Ifet dibarengi belasan Slanker mania.
"Kita di sini mau kasih lihat bahwa kami mendukung KPK. Kami berusaha menyadarkan bahwa korupsi adalah kejahatan, bahkan penghianatan," ujar Kaka vokalis Slank kepada INILAH.COM sesaat sebelum manggung.
Di konser ini, Slank membawakan lima lagu yaitu Hey Bung, Birokrasi Kompleks, Gosip Jalanan, Tong Kosong, dan Naik-Naik ke Puncak Gunung.
Tampak beberapa karyawan juga ikut menyanyikan bareng lagu yang populer dengan perjuangan memihak rakyat itu.
Sebelumnya pada konfrensi pers yang digelar sebelum acara dimulai, Slank memberikan sebuah album compact disk berjudul Anti Korupsi yang berisi 13 lagu. Album ini tidak dijual untuk umum dan sepenuhnya diberikan hanya kepada KPK.
"Album ini mengritik pemerintah terhadap kondisi sosial Indonesia," ujar Bimbim saat menyerahkan kepada pejabat KPK.
Konser untuk mengampanyekan Indonesia antikorupsi ini dilaksanakan di lobi KPK dengan backdrop merah yang bertuliskan Bangkit! Lawan Korupsi.
Sekitar 70 anggota satuan Polda Metro Jaya mengamankan konser ini.
Pihak KPK yang diwakili Juru Bicara KPK Johan Budi SP menyambut baik kerjasama dengan Slank yang juga mendukung gerakan antikorupsi.
Konser disudahi pukul 14.05 WIB dan penonton bubar dengan tertib.

Di "Konser Slank 3 Dimensi" Ada New Slank on the Block

Jakarta, KCM


Kelompok musik Slank kembali tampil. Tapi, ada perbedaan mencolok dari pergelaran mereka yang dilangsungkan di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (28/2) malam dengan konser-konser mereka di tempat-tempat lain seperti gelangga olah raga atau stadion. Tak ada bau ganja mengepul di udara, atau dandanan slengean para Slanker. Semerbak harum wangi parfum Bvlgari, Benetton, Etienne Aigner hingga Kenzo Leopard menggantikannya.
Pertunjukan yang diberi judul Konser Slank 3 Dimensi ini memang sengaja dirancang untuk para Slanker (sebutan untuk penggemar Slank) berkantong tebal. Untuk bisa menyaksikannya, orang harus merogoh kocek Rp 395.000 (Kelas VVIP), Rp 295.000 (VIP), Rp 195.000 (Kelas I), Rp 125.000 (II) dan 95.000 (Festival). Harga tiket itu merupakan harga awal yang dipasang. Tapi belakangan, pihak penyelenggaranya, Vocuz Entertainment, memutuskan untuk mengurangi jumlah kelas dan tentunya harganya.
Pihak Vocuz Entertainment menerangkan, demi meraih lebih banyak penonton, pemilahan dalam enam kelas diubah menjadi tiga kelas dengan kisaran harga dari Rp 145.000 sampai Rp. 75.000. Perubahan dilakukan sekitar seminggu sebelum pertunjukan.
Tingginya harga tiket yang dipatok jelas membuat orang kurang berminat, terlebih anak-anak muda yang masih meminta uang jajan dari orangtua mereka yang bekerja keras untuk meraih rupiah. Keputusan pun akhirnya diambil oleh sang promotor, Dian Tanjung, untuk mengubah harga tiket.
Namun, tampaknya, kiat itu menjadi kurang manjur. Siaran langsung SCTV harus diperhitungkan sebagai salah satu penyebabnya.
Kelas Festival lumayan penuh. Tapi, tidak dengan tempat-tempat duduk VIP dan tribun. Dari segi perolehan penonton, Konser Slank 3 Dimensi kalah dari pertunjukan Dewa-Ari Lasso yang berjudul Atas Nama Cinta, yang diadakan pada 18 Februari lalu di tempat yang sama.
Padahal, dalam jumpa pers menyambut Konser Slank 3 Dimensi, di Zanzibar Cafe, Jakarta, beberapa waktu lalu, Dian mengutarakan bahwa, "Pertunjukan ini memang sengaja dibuat untuk para penggemar Slank yang tidak ingin menyaksikan penampilan Slank di pangung-panggung terbuka. Biarkan Slank tampil di tempat yang lebih layak."
Hal tersebut diamini oleh Bimbim, penabuh drum Slank. Sebelum Konser Slank 3 Dimensi, grup itu lebih dulu menggelar pertunjukan gratis yang khusus disajikan bagi para Slankers. "Kami punya kebijakan, dalam setahun kami menggelar dua pertunjukan gratis untuk para Slanker. Jadi, pertunjukan ini untuk Slanker yang enggak bisa lihat Slank manggung di lapangan," katanya.
Agaknya sadar bahwa yang dihadapi oleh mereka kali ini bukanlah para Slanker dari kelas ekonomi bawah seperti anak jalanan hingga supir angkot, di Plenary Hall mereka tak tampil seadanya dengan, misalnya, bertelanjang dada.
Di hadapan para penonton malam itu, Slank jadi tampak manis. Terlebih dengan menghadirkan tiga perempuan vokalis yang mewakili tiga jenis musik, yaitu Nicky Astria dari rock, Syaharani jazz dan Kristina dari dangdut. Belum lagi, mereka didukung Tya Subiakto Orchestra plus 30 orang anggota paduan suara yang seluruhya perempuan. "Biasanya kan perempuan di sarang penyamun. Sekarang, penyamun di sarang perempuan...." celetuk Kaka, vokalis Slank, kepada pers.
New Slank on the Block
Konser yang dimulai pada pukul 21.00 WIB tersebut dibagi atas tiga segmen. Segmen pertama, rock and roll, dengan menampilkan penyanyi dangdut Kristina. Kristina menemani Kaka membawakan lagu-lagu Balikin (dari album Tujuh, 1998) dan Orkes Sakit Hati (dari album 999+09, 1999).
Sayang, Kristina tak mampu mengimbangi Kaka di panggung. Ya vokalnya, ya kepercayaan dirinya yang terekspresikan. Kristina lebih cocok untuk lagu yang mendayu-dayu. Lagu Balikin yang dinyanyikan oleh Kristina dalam versi dangdut pun tidak cukup mengangkat penampilannya, malah terdengar aneh di telinga. Pendek kata, kehadiran Kristina bukan sesuatu yang istimewa dalam Konser Slank 3 Dimensi.
Setelah duet dengan Kristina, Kaka selanjutnya mengusung dua lagu jagoan lagi --Tong Kosong dan Jakarta Pagi ini. Sesudah itu, Bimbim, tanpa iringan musik, menyusul dengan melantunkan 6.30 Pagi di pintu masuk tengah tribun Plenary Hall.

Lain halnya dengan Syaharani. Ia tampil ciamik untuk Full Moon Blues --yang diambil dari album milik Slank berjudul Mata Hati Reformasi (1998). Ia diiringi oleh permainan gitar akustik Abdee Negara, satu dari dua gitaris Slank. Sesudah itu, masih bersama Syaharani, Slank mendendangkan lagu lain dari album yang sama, Ketinggalan Jaman (Kampungan).
Slank yang bisa tampil bebas dengan gaya slengean, malam itu mau tak mau harus mengikuti konsep pertunjukan yang telah dibuat. Unik sekaligus menggelitik, saat kelompok yang juga dihuni oleh Ridho Hafiedz (Ridho, gitar) dan Ivanka (Ivan, bass) itu hendak membawakan lagu Ngangkang yang didukung oleh DJ Anton. Mereka membuka nyanyian dengan menyuguhkan gerakan tari yang biasa dilakoni oleh para boy band. Jadilah Slank punya julukan baru untuk penampilan yang satu itu, "New Slank on the Block", plesetan dari boy band New Kids on the Block yang pernah dikenal di awal 1990-an.


Di segmen ketiga, Slank tampil dengan iringan Tya Subiakto Orchestra dan paduan suara. Mereka mengusung sejumlah lagu andalan, seperti Bang Bang Tut, Pulau Biru, Makan Gak Makan, Gara-gara Kamu (dari labum baru alias album kesebelas, Satu Satu) dan Pak Tani.
Kehadiran bintang rock sexy asal Bandung Nicky Astria bisa disebut sebagai klimaks dari konser Slank tersebut. Duet Nicky dan Kaka didukung oleh orkestra mampu menghidupkan suasana menjadi lebih semarak.
Dua lagu lama dinyanyikan oleh Nicky dan Kaka, yakni Maafkan dan Terlalu Manis. Dua lagu itu memang terkenal bahkan sampai ke mereka yang bukan pengagum bebuyutan grup tersebut. Maka, terdengarlah koor menggema di Plenary Hall.
Kamu Harus Pulang, seperti biasa, lalu menjadi lagu terakhir sebelum Slank masuk ke balik panggung dan kembali lagi ke pentas untuk memberikan encore.
Suarakan Antiperang Lewat Musik
Kehadiran bintang-bintang perempuan dalam konser Slank kali ini memang bukan tanpa tujuan. Lewat konser itu, kelompok musik yang berdiri sejak 1991 tersebut mencoba menyuarakan sikap terhadap upaya-upaya yang ditempuh lewat jarang perang. Seperti kata Abdee dalam jumpa pers, bersenjatakan musik, khususnya konser itu, mereka mencoba berteriak menentang perang. Tema yang diusung pun berbunyi: "Stop War! Kalau Berani Satu Satu." Satu Satu diambil dari judul album baru, album kesebelas mereka.
Lantas mengapa perempuan? Dengan diplomatis Abdee berujar, "Sejarah mencatat, wanita selalu turut memegang peranan penting dalam kehidupan dunia. Wanita bisa mengubah sejarah. Karena wanita, bisa terjadi perang. Tapi, wanita juga bisa mencegah perang."